Dunia teknologi kembali dihebohkan dengan kabar bergabungnya Matt Deitke, ilmuwan kecerdasan buatan (AI) berusia 24 tahun, ke perusahaan raksasa Meta. Deitke dilaporkan menerima kompensasi fantastis senilai Rp4 triliun untuk membantu mengembangkan proyek AI super yang digadang-gadang akan menjadi salah satu lompatan terbesar di bidang teknologi.
Matt Deitke dikenal sebagai salah satu talenta muda paling cemerlang di bidang machine learning dan computer vision. Sebelum direkrut Meta, ia telah mengerjakan sejumlah riset yang menjadi rujukan dunia, termasuk pengembangan sistem AI yang mampu memahami konteks visual secara mendalam dan beradaptasi dalam lingkungan kompleks.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, disebut melihat potensi besar Deitke dalam mempercepat ambisi perusahaan untuk menciptakan Artificial General Intelligence (AGI) — kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan berpikir, memahami, dan belajar layaknya manusia.
“Kami ingin membangun AI yang tidak hanya pintar, tetapi juga aman dan bermanfaat bagi umat manusia. Matt adalah sosok yang memiliki visi sejalan dengan misi ini,” ujar Zuckerberg dalam keterangan resminya.
Proyek AI super Meta ini diharapkan dapat mengubah lanskap teknologi global. Dengan dukungan sumber daya yang besar dan otak-otak brilian seperti Deitke, Meta optimistis akan memimpin persaingan AI melawan raksasa teknologi lainnya seperti OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic.
Langkah Meta ini juga memicu diskusi di kalangan industri mengenai tren talent war atau perebutan talenta AI yang kini kian kompetitif, dengan perusahaan berani menggelontorkan dana miliaran dolar demi mendapatkan ilmuwan terbaik.
Dengan usianya yang masih muda, Matt Deitke berpotensi menjadi salah satu tokoh kunci di balik terobosan AI masa depan — sebuah inovasi yang dapat mengubah cara manusia bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan teknologi.