Nobel Akademi, 8 Agustus 2025 — Seorang pemuda Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa dengan inovasi teknologi yang membawa dampak besar bagi komunitas difabel. Terinspirasi dari karya Thomas Pryor dan Navid, pria ini berhasil mengembangkan sebuah sarung tangan pintar yang mampu menerjemahkan bahasa isyarat menjadi bentuk komunikasi yang dapat dipahami oleh orang awam.
Sarung tangan ini dirancang untuk menangkap gerakan tangan pengguna dan mengubahnya menjadi teks atau suara menggunakan sensor dan sistem pemrosesan berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini memungkinkan komunikasi antara penyandang tunarungu atau tunawicara dengan masyarakat luas tanpa hambatan.
Dalam gambar yang beredar di media sosial, sang inovator tampak tersenyum sembari menunjukkan hasil karyanya: sebuah sarung tangan transparan yang dilengkapi dengan rangkaian kabel sensor. Tampak pula sistem pelacakan gerak jari yang terhubung ke layar komputer, memperlihatkan bagaimana teknologi tersebut bekerja secara real-time.
Inovasi ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi praktis dalam dunia komunikasi inklusif, tetapi juga menjadi bukti bahwa anak bangsa mampu bersaing dalam bidang teknologi tinggi. Sarung tangan pintar ini membuka peluang besar dalam sektor pendidikan, layanan publik, dan keseharian penyandang disabilitas di Indonesia maupun di dunia internasional.
Ke depannya, sang inovator berencana menyempurnakan produk ini agar lebih terjangkau dan mudah digunakan oleh masyarakat luas. Dukungan dari pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat mempercepat produksi massal dan distribusi alat ini ke berbagai pelosok negeri.
Karya anak bangsa ini menjadi bukti bahwa dengan semangat dan kreativitas, teknologi dapat menjembatani keterbatasan dan membuka akses menuju dunia yang lebih inklusif.